Cerita 1.
Suatu hari, si A merupakan seorang anak sekolah menengah atas yang sangat terkenal di sekolahnya. Seluruh penjuru sekolah pun mengenal si A. Selain cantik, dia memang cerdas dan aktif. Tak jarang setiap pembicaraan di sekolah pun berkait tentang si A. Dari mulai siswa laki-laki, perempuan, bahkan guru disekolahnya. Hal itu pun yang membuat si A dibanggakan dan menjadi kebanggaan orang tua, keluarga dan tentunya diri si A sendiri.
Cerita 2.
Si A yang telah lulus sekolah kini menjadi seorang mahasiswi di perguruan tinggi yang terkemuka. Hal ini membuat nama keluarganya menjadi baik dimata orang-orang yang mengetahuinya. Bahkan, tetangganya yang seumur dengan si A menjadi iri hati karna dia tidak seberuntung si A yang dapat diterima di perguruan tinggi favorit. Orang tua si A pun bangga. Begitu juga dengan si A. Orang-orang banyak yang mengaguminya.
Cerita 3.
Setelah lulus dengan nilai indeks prestasi yang memuaskan, si A diterima di suatu perusahaan asing terkemuka setelah lulus dari perguruan tingginya. Gaji besar, jabatan yang tinggi, membuat derajatnya semakin naik. Orang tuanya pun bangga bukan main. Seluruh keluarga besarnya pun tak luput memuji si A atas pencapaiannya. Si A bangga dan orangtuanya pun senang.
Cerita 4.
Setelah beberapa tahun bekerja, si A dilamar dengan seorang pria yang sudah lama dipacarinya. Pria yang bertanggung jawab dan mencintainya. Pria yang selama ini menjadi impian dalam hidup ia dimasa datang. Pria yang ia cintai dari semasa dia kuliah. Mereka menikah dan hidup bahagia karna ditambahnya nikmat kehidupan mereka dengan dihadirkannya 2 orang anak yang cantik dan tampan. Lengkap sudah kebahagiaan hidup duniawi si A. Orangtuanya pun senang, bangga yang tak pernah berhenti.
------------
Semua cerita –cerita tersebut bukanlah dongeng semata. Buktikan bahwa banyak disekeliling kita ataupun kita sendiri yang mengalaminya. Ya.. mungkin tidak sesempurna itu. Mungkin ada yang hidupnya bahagia persis sama seperti yang dialami si A, namun tidak pernah menjadi juara kelas, atau tidak kuliah di perguruan tinggi favorit, atau tidak bekerja di perusahaan asing dengan gaji yang besar. Namun, dari seluruh inti cerita, menurutmu, bagian mana hidup yang paling bahagia dan sempurna?
Tentunya seseorang yang selalu mendapat juara kelas, atau sekolah di tempat favorit, atau bekerja di perusahaan bernotabene, menjadi hal yang paling bahagia. Tapi sadarkah kita bahwa bagian hidup yang paling indah, paling bahagia, dan paling yang membuat para orang tua bangga akan anaknya yaitu ketika mereka hidup berkeluarga dengan bahagia dan sejahtera dikaruniai anak??
Tak masalah berpenghasilan rendah, kerja sulit namun ada keluarga yang setia ikut menjalani.
Tak perduli bnyk orang iri hati karna berpenghasilan tinggi karna ada keluarga yang ikut menghadapi.
Tak disesali bukan juara, tidak berjabatan namun ada pasangan hidup yang mencintai.
Bahkan, jika kita menghadiri acara reunian, misalnya. Apa yang pertama kali keluar dari mulut teman-teman lama kita yang menyapa?
_ sudah punya anak berapa??_
_ sudah menikah? suami / istrimu ikut?_
_sekarang tinggal dimana?_
Semua kebanggaan dan kebahagiaan di masa-masa muda pun hanya sebagai flash back yang too fast! Hanya sekadar mengingat, untuk mengenang. Tidak untuk selamanya direnungkan atau jadi predikat. Yang ada hanyalah “si A yang dulu juara sekarang anaknya cantik”ya?” atau “si B yang dulu badung udah punya anak 3 lho?”.
Penilaian orang. Yah..orang memang boleh-boleh saja memberikan pendapat, pandangannya. Namun, yang menempel dalam benak orang-orang si para ‘pembicara’itu adalah hal yang paling sempurna di mata mereka. Sempurna atas keburukannya, atau sempurna kebahagiaannya. Oke, ada si B yang miskin dan bodoh. Namun hal itu tertutupi dengan kebahagiaan yang membuat orang-orang hanya bisa mengangguk setuju. Misalnya “eh, kamu si B kan, yg dulu tidak diterima di perusahaan asing itu?” jawabnya “iya, ini aku. Perkenalkan ini 2 orang anakku dan istriku yang cantik”.
Bagaimanapun bentuk dari ejekan atau cibiran atas harta-kekayaan-jabatan-dan apalah itu, pasti tertutup dengan adanya keluarga yang bahagia, sejahtera dan saling mencintai.
Lalu..’
Sekarang, kenapa masih ada aturan untuk mencari pasangan kaya yang mampu membuat semua orang bangga atas duniawi yang dipunyainya?? Akankah keimanan dan ketulusan hati seseorang dapat berteriak-teriak agar semua orang dapat melihatnya??
Berarti, mencintai pasangan karna kamu memang mencintai keimanan dan ketulusan hatinya, Itu, namanya kebahagiaan sejati,kan?